× -language-

×

view_list1.png Article     view_masonry.png Gallery     view_list2.png Videos    
×
  • url:
×
×
×
5 0 0 0 0 0
5
   ic_mode_light.png

Inilah Hewan yang Memiliki Darah Biru

Hewan berbentuk seperti helm dengan ekor panjang ini telah menyelamatkan manusia berkat darahnya. Sebanyak 600 ribu kepiting ditangkap setiap tahunnya untuk men”donasi”kan darah mereka.

Darah biru kepiting horseshoe mengandung kekayaan protein dan sel amebocyte yang dapat melawan bakteri yang menyerang darah kita.

Di masa Perang Dunia II, pengobatan dan peluru musuh sama menakutkannya. Kondisi dan peralatan yang tidak higienis membuat luka dan penyakit menjadi ladang bakteri berkembang biak.

Namun masalah ini berhasil ditangani oleh "darah biru" milik kepiting unik ini.

Di alam liar, kepiting yang hidup di perairan dangkal ini sangat riskan terinfeksi bakteri yang ada di pasir. Sel amebocyte yang terkandung di dalam darahnya akan mengidentifikasi dan menangkap bakteri tersebut, mencegahnya berkembang.

Sebanyak 30 persen darahnya diekstrak oleh berbagai fasilitas di Amerika Serikat dan Asia.

Hasil ekstrak ini dijual sekitar Rp 703 juta per galonnya, dalam industri global senilai Rp 500 miliar setiap tahunnya.

Berdasarkan situs CNN, Badan Administrasi Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat mewajibkan seluruh obat-obatan dan peralatan medis yang digunakan pada pembuluh darah harus melalui darah kepiting ini.

Di belahan dunia lain darah ini juga digunakan untuk fungsi lain. Para ilmuwan Jepang telah merancang sebuah tes untuk infeksi jamur dengan darah ini.

Penelitian lainnya juga mengembangkan darah ini untuk antivirus dan pengobatan antikanker melalui prinsip yang sama dengan pengisolasian bakteri-bakteri.

Pengembangan lainnya menggunakan metode berbeda untuk mengidentifikasi racun dan bakteri, salah satunya dengan menggunakan chip elektronik untuk mewaspadai terjadinya kontaminasi.

Makin kesini, kebutuhan akan adanya zat pengganti darah biru ini semakin mendesak, terutama saat terjadi penurunan jumlah kepiting. Dalam 15 tahun terakhir jumlah kepiting horseshoe berkurang sebesar 75 persen dan 90 persen di populasi terbesarnya di Teluk Delaware.

Meskipun setelah dipanen kepiting-kepiting ini dikembalikan, namun dalam proses ekstraksi sebanyak 10-30 persen kepiting mati dalam prosesnya.

❮ previous
next ❯
ArtikelinfoduniaFakta UnikFlora dan FaunaWow
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsa
  • view_list2.png listHD
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_list2.png ic_mode_light.png ic_other.png
+