× -language-

×

view_list1.png Article     view_masonry.png Gallery     view_list2.png Videos    
×
  • url:
×
×
×
6 0 0 0 0 0
6
   ic_mode_light.png

Sejarah Dinar Dan Dirham

Sejarah penggunaan emas dan perak sebagai alat pertukaran telah berkembang jauh sebelum Islam hadir. Para peneliti sejarah dirham menemukan fakta bahwa perak sebagai alat tukar sudah digunakan pada zaman Nabi Yusuf AS. Hal itu diungkapkan dalam Alquran, surat Yusuf ayat 20. Dalam surat itu tercantum kata darahima ma’dudatin (beberapa keping perak).

Masyarakat muslim sendiri mengadopsi penggunaan dinar dan dirham dari peradaban Persia, yang saat itu dipimpin oleh Raja Sasan bernama Yezdigird III. Bangsa Persia menyebut mata uang koin perak itu dengan sebutan drachm.

Umat Islam mulai memiliki dinar dan dirham sebagai alat transaksi dimulai pada era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab RA. Pertama kali umat Islam menggunakan dirham pada tahun 642 M atau satu dasawarsa setelah Rasulullah SAW wafat. Khalifah Umar bin Khattab memutuskan untuk menggantikan drachm dengan dirham.

Sedangkan koin dirham pertama kali dicetak umat Islam dicetak pada tahun 651 M pada era kepemimpinan Utsman bin Affan. Dirham pertama itu mencantumkan tulisan bismilah. Selain itu, koin dinar-dirham yang dicetak umat Islam pada masa keemasan mencantumkan nama penguasa atau amir atau khalifah.

Dinar dan dirham lazimnya berbentuk bundar. Selain itu, tulisan yang tercetak pada dua sisi koin emas dan perak itu memiliki tata letak yang melingkar.

Pada satu sisi mata koin tercantum kalimat ‘tahlil’ dan ‘tahmid’, yaitu:”La ilaha ill’Allah’ dan ‘Alhamdulillah’. Sedangkan di sisi mata koin sebelahnya tertera nama penguasa (amir) dan tanggal pencetakkan.

Mata uang dinar dan dirham pun menjadi mata uang resmi dinasti maupun kerajaan Islam yang tersebar di berbagai penjuru.

Dinar dan dirham juga merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal dunia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini secara mengejutkan sangat stabil jika dihubungkan dengan bahan makanan pokok. Nilai inflasi mata uang ini selama 14 abad lamanya adalah nol.


Namun pemanfaatan dinar dan dirham sebagai mata uang mulai ditinggalkan. Padahal, sejarah Islam telah membuktikan bahwa mata uang emas dan perak itu dapat menghindarkan masyarakat dari bencana ekonomi, seperti inflasi dan deflasi.

❮ previous
next ❯
ArtikelinfoduniaCeritaSejarahFakta UnikWowdinar dirham
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsa
  • view_list2.png listHD
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_list2.png ic_mode_light.png ic_other.png
+