Kiat umum mengendalikan nafsu:
1) Konsultasikan kepada dua โDewan Pertimbangan Jiwaโ, yaitu Agama Islam dan Akal Sehat sebelum melangkah.
๐ค Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, โTatkala seorang yang sudah baligh diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti binatang (yang tidak diuji dengannya), dan setiap waktu ia menghadapi gejolak hawa nafsu, maka dianugerahkan kepadanya dua penentu keputusan, yaitu agama Islam dan akal sehat. Ia pun selalu diperintahkan untuk mengkonsultasikan gejolak hawa nafsu yang dihadapi kepada dua penentu keputusan tersebut dan tunduk kepada keduanyaโ.
Ulama sudah menjelaskan bahwa setiap kali seseorang menghadapi suatu masalah, sebelum mengambil langkah, ia tertuntut untuk muhasabah (intropeksi) diri, agar bisa memutuskan langkah yang tepat, yaitu langkah yang diridhai oleh Allah Taโala. Untuk bisa memutuskan langkah yang tepat, maka haruslah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada penentu keputusan yang asasi, yaitu syariโat Islam, ia harus menimbang keputusan yang akan diambilnya dengan tinjauan syariโat Islam, dan ia gunakan akal sehatnya agar bisa memahami syariโat Islam dengan baik, mengokohkan keimanannya, dan membantunya dalam mempertimbangkan maslahat dan mudharat yang ada.
Jika sebuah alternatif keputusan sesuai dengan syariโat Islam dan akal sehatnya, maka diambillah keputusan tersebut, namun jika tidak, maka ditinggalkannya. Dan ketahuilah bahwa agama Islam pastilah selaras dengan akal sehat (yaitu akal yang lurus dan sesuai dengan fitrah), keduanya tidaklah mungkin bertentangan.
Orang yang tidak sudi menghambakan hatinya kepada hawa nafsu adalah orang yang selalu menimbang suatu masalah dengan tinjauan syarโi dan akal sehat, dengan keduanya ia kendalikan hawa nafsunya
2) Anda galau? Jauhilah apa yang paling disukai hawa nafsu Anda.
Sebagian Salafus Shalih berkata, โJika Anda bimbang menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, Anda tidak tahu mana yang paling bahaya, maka tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat/disukai hawa nafsumu, karena sikap yang terdekat dengan kesalahan itu ada pada mengikuti hawa nafsuโ.
Tidak jarang dikarenakan minimnya ilmu syarโi yang dimiliki seseorang dan kelemahan akal sehatnya, maka di dalam memutuskan suatu perkara, ia menemui kesulitan.
Ia bingung ketika menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, mana yang harus diambil, padahal, ia harus mengambil keputusan sekarang juga, tidak ada satupun orang โalim yang bisa dihubungi ketika itu. Maka sebagian salaf sudah memberikan resep mudah kepada kita, yaitu tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat dengan hawa nafsumu atau paling disukai hawa nafsumu. Dan pilihlah sebuah keputusan yang terjauh dari hawa nafsumu.
Rahasianya terdapat dalam ucapan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berikut ini, โKetika sikap yang sering terjadi pada orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan amarah adalah tidak bisa berhenti sampai pada batas mengambil manfaat saja (darinya), karena itulah (banyak) disebutkan nafsu, syahwat, dan amarah dalam konteks yang tercela, karena dominannya bahaya yang ditimbulkannya (dan) jarang orang yang mampu bersikap tengah-tengah dalam hal itu (mengatur nafsu, syahwat, dan amarahnya- pent)โ.
๐ (Diolah dari : Asbabut Takhallaush minal hawa, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah)