× -bahasa-

×

view_list1.png Artikel     view_masonry.png Galeri     view_list2.png Video    
×
  • url:
×
×
×
9 0 0 0 0 0
9
   ic_mode_light.png

Penulisan Insha Allah, Insya Allah dan Insyaalah yang benar?

Penulisan Insha Allah, Insya Allah dan Insyaalah yang benar?

1. Penulisan insha Allah merupakan model penyerapan yang didasarkan pada ejaan bahasa Inggris.

Penulisan semacam itu tidak sesuai dengan kaidah penyerapan dalam nahasa Indonesia karena huruf syin dari bahasa atau tulisan Arab menjasi sy dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, ungkapan itu dalam bahasa Indonesia tidak ditulis insha Allah, tetapi ditulis insya Allah.

Hanya masalahnya, ungkapan insya Allah itu ditulis seperti itu, atau digabung menjadi insyaallah?

Selama ini, ungkapan seperti itu ditulis terpisah.

Namun, setelah dikaji, diketahui bahwa ungkapan itu terdiri atas tiga unsur, yaitu in 'jika', syaa 'menghendaki', dan -illah 'Allah', bukan dua unsur insya dan Allah.

Unsur -illah pada ungkapan insyaallah, seperti halnya pada masyaallah dan subhanallah, merupakan unsur yang terkait.

Oleh karena itu, penulisannya digabung menjadi insyaallah, yang berarti 'jika Allah mengendaki'.

Di dalam KBBI V (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V) ungkapan insya Allah sudah ditulis serangkai menjadi insyaallah.

Cara penulisan seperti di dalam KBBI V itulah yang dianjurkan sekarang.

2. Pertama-tama, bahasa Arab dan bahasa Indonesia tentu berbeda, bila bahasa Indonesia disusun berdasarkan huruf alfabet A-B-C dan seterusnya, sama seperti bahasa Inggris, tidak dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.

perbedaan inilah yang akhirnya mengharuskan adanya transliterasi (penulisan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila di-transliterasikan ke dalam bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”, “Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya, tergantung kesepakatan transliterasi

bila orang Indonesia sudah nyaman membaca tulisan الله dengan transliterasi “Allah” ya tidak perlu diganti dengan “Alloh” atau “Awloh”, bacanya juga sama walau tulisannya beda bahkan kalo orang nulis Allah dengan huruf kecil juga nggak dosa, karena dalam bahasa Arab aslinya الله pun nggak ada huruf besar dan huruf kecil

hanya kembali lagi, karena transliterasi dan penghormatan kepada Dzat Yang Maha Agung, ya sejatinya sudah kita tulis dengan “Allah”

Ok, sekarang, Insya Allah atau In Shaa Allah?

Kalau kita amati seperti ini alurnya

إن = bila

شاء = menghendaki

الله = Allah

Jadi artinya = bila Allah berkehendak

Nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,

kalo di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalo di Indonesia jadi “syaa

masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalo disamain jadi tabrakan deh.

saya pribadi lebih suka mentransliterasikan jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan sesuai transliterasi bahasa Indonesia.

Kesimpulannya?

jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
ArtikelinfoduniaPendidikan
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsa
  • view_list2.png listHD
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_list2.png ic_mode_light.png ic_other.png
+