× -language-

×

view_list1.png Article     view_masonry.png Gallery     view_list2.png Videos    
×
  • url:
×
×
×
5 0 0 0 0 0
5
   ic_mode_light.png

MARRIAGE CONTRACT! (PART 1-9)

PROLOG


? HAPPY READING ?
Aku melihat sebuah buku, seragam sekolah dan yang lainnya yang berhubungan dengan sekolah.
"Kenapa nasib ku tidak seperti anak anak lainnya? Kenapa Tuhan? Kini status ku sudah bersuami padahal umur ku begitu muda jika dibandingkan dengannya. Aku tidak kuliah, mimpi ku masa depan ku semuanya suram!!"
Lee Sooyoung adalah wanita cantik berumur 18 tahun, sudah menikah demi kesalahan yang dilakukan oleh adiknya. Ia terpaksa menikahinya walaupun sebenarnya ia tak mau melakukannya.
Kim Taehyung seorang CEO kaya yang kini terbesar di Korea, ia sedang mengurus usahanya KIM Company, yang begitu familiar di sana.
.
.
.
Tok tok
"Lee Sooyoung! Buka pintunya, ayo lah kau belum makan satu harian."
"Apakah dia pura pura perhatian pada ku? Sampai kapanpun aku tetap tak Sudi mendengar suara mu itu!"
"Ya! Lee Sooyoung, ayo lah nanti bayi yang ada dikandungan mu itu akan mati sayang. Itu bukan hanya anak mu, melainkan anak ku juga."
...
"Apa kau begitu membenci ku? Ayo lah buka pintunya Sooyoung!"
"Aku akan selamanya membenci mu, selamanya aku akan membenci mu biadap!"
.


PART1


Kisah ku di mulai~
"Eonnie, aku pinjam motor mu ya karena hari ini aku ada ujian susulan. Jadi guru ku bilang harus lebih tiba datang ke sekolah. Dan aku ingin cepat datang eon, jadi aku pinjam motor mu ya." Ketus Lee Ara tak lain adalah adik satu-satunya.
"Baiklah kalau begitu, kau harus hati hati ya. Dan patuhi rambu-rambu lalulintas!" Ucap Sooyoung sambil membereskan piring yang ada di meja.
"Baiklah eonnie, aku pergi dulu eonnie ku sayang. Jalga~
"Bye adik ku yang imut." Balas Sooyoung sambil tertawa.
*****
Drrtt...
"Tae, hari ini tuan Yoongi membatalkan pertemuan rapat hari ini, karena dia sedang menemani istrinya di rumah sakit." Ucap Jungkook tak lain adalah sekretaris nya.
"Hah! Mengapa bisa begitu, ini adalah pertemuan yang begitu penting. Tak ada yang lebih penting dari pada urusan ku. Katakan padanya gajinya akan saya potong." Ucap Taehyung dengan dinginnya.
Taehyung adalah pria yang dingin, dia juga tak suka menganggap bahwa ada urusan yang lebih penting dari dirinya.
"Tapi Tae, kau tak bisa begitu istrinya kan sedang sakit."
"Apa kau tuli! Aku bilang sampai kan padanya, apa kau mau sepertinya juga?"
"Tap--
Tut... Tut..
Telepon terputus.
"Kita putar balik ke rumah." Sambungnya.
"Baik tuan."
BRUGH!
"Ada apa?" Tanya Taehyung.
"Sepertinya ada seseorang yang menabrak mobil belakang." Kata supir, dan langsung turun melihat apa yang terjadi.
Sedangkan Taehyung hanya bisa melihat dari belakang saja.
"Ma- maaf kan saya pak, saya tidak tahu saya tidak sengaja."
"Saya harus bagaimana nak, bapak hanya supir. Saya tidak tahu bagaimana tanggapan bos saya nantinya." Ucap supir.
"Ada apa kenapa lama sekali? Apa mobil ku lecet?" Tanya Taehyung sambil turun.
"Maaf kan saya tuan, saya tidak sengaja menabrak mobil Anda."
Taehyung begitu marah melihat mobilnya yang begitu hancur sekarang, apa lagi mobil Taehyung sangat mahal. Mobil itu bermerek Mercedes Benz e-class e. Mobil ini merupakan mobil kesayangannya.
"Kau bilang maaf, apa kau tak lihat betapa hancurnya mobil ku ini. Aku mau kau telepon orang tua mu atas kejadian ini, aku akan memenjarakan orang tua mu nanti!" Marah Taehyung.
"Jangan tuan, orang tuan saya sedang sakit. Sekarang orang tua saya hanya dapat berbaring di kasur saja." Ucap Ara.
Ya wanita itu adalah Lee Ara dia tak sengaja melakukan hal itu.
Flashback to Ara...
Lee Ara sedang asik berteleponan pada salah seorang temannya.
"Baik aku akan lebih awal sampai."
Lee Ara begitu bersemangat saat membawa motor tersebut, sehingga membuat tubuhnya begitu berguncang, sehingga membuat motornya tak seimbang. Ditambah lagi motor tersebut sudah tua.
BRUGH!
"Aww! Sakit sekali eomma. Eomma sakit..." Rengeknya.
Flashback end~
"Aku tak peduli, apa aku harus peduli keadaan keluarga mu bagaimana?" Ucap Taehyung.
"Kejam sekali pria ini, apa aku harus menelepon eonnie saja. Tapi kan eonnie sedang bekerja hari ini, kalau appa? Pasti dia sedang mabuk lagi sekarang." Ucap Ara dalam pikirannya.
Akhirnya Ara memutuskan untuk menelpon eonnie nya.
"Eonnie,,, hiks... Hiks.."
"Kau kenapa Ara? Ada apa dengan mu sayang?" Tanya Sooyoung.
"Ak- aku..."
"Lama sekali kau ngomong nya." Rampas Taehyung
"Adik mu menabrak mobil ku, dan sekarang aku meminta ganti rugi." Ucap Taehyung.
"Apa? Apa adik ku baik baik saja. Baik tuan saya akan datang." Ucap Sooyoung yang begitu khawatir.
°°°°
"Rose, tolong bilang pada Sajung-Nim nanti, kalau aku izin sebentar." Ucap Sooyoung
"Memangnya ada apa Soo?" Tanya Rose.
"Adikku Ara, menabrak mobil orang. Dan sekarang aku harus ganti rugi, belum lagi aku tidak tahu bagaimana keadaan Ara." Ucap Sooyoung
"Baiklah Soo, kau hati hati ya. Aku harap Ara baik baik saja. Dan ini ongkos untuk kau ke sana." Ucap Rose.
"Gumawo Ros." Ucap Sooyoung sambil memeluk Rose
"Hati hati."
"Kasihan kau Sooyoung harus menjadi tulang punggung keluarga mu, padahal usia mu masih belum begitu dewasa, dan ayah mu sedang mabuk mabukan, ibu mu sakit, belum lagi biaya uang sekolah Ara dan biaya uang kuliah mu." Ucap Rose sambil melihat Sooyoung yang mulai menjauh.
Tak lama kemudian Sooyoung datang
"Ada apa? Kau baik baik saja Ara?"
"Aku baik baik saja eon, hanya luka sedikit. Dan bagaimana mobil tuan ini."
"Tapi kau juga sedang luka parah, dan kau malah memikirkan mobil ini?" Tanya Sooyoung.
"Ekhm... Kau bilang mementingkan mobil ku? Apa kau tak lihat bagaimana keadaan mobil ku sekarang?" Tanya Taehyung.
"Maafkan saya tuan." Ucap Sooyoung, sambil melihat kearahnya. Sedari tadi Sooyoung hanya fokus pada Ara saja, tanpa melihat Taehyung dan mobilnya.
Taehyung melihat Sooyoung, benar ia begitu menyukai Sooyoung. Sooyoung adalah wanita yang pernah ia lihat saat mengantar adiknya ke sekolah yaitu Yeonjun, tak lain satu kelas dengan Sooyoung, Taehyung sudah suka saat pertama melihat Sooyoung ketika ia melihat nya di sekolahnya dulu. Tapi Sooyoung sama sekali tak mengenalnya.
Suka pada anak yang jauh di bawah umur nya adalah hal yang wajar bagi Taehyung. Sementara Taehyung sebenarnya sudah menikah, dia juga begitu mencintai istrinya itu. Tapi bagaimana dengan Sooyoung, ia juga suka pada Sooyoung. Cinta pertamanya bukanlah Sooyoung maupun istrinya, melainkan wanita yang sudah meninggal dunia beberapa tahun silam.
"Kau bilang maaf? Apa kau tak tahu mobil ku ini mahal, apa maaf mu itu berlaku nantinya jika di penjara?" Tanya Taehyung
"Saya mohon tuan, hiks... Hiks... Saya begitu menderita seumur hidup saya, saya adalah tulang punggung perekonomian di keluarga saya. Tidakkah Anda tidak dapat mengasihani saya?" Tanya Sooyoung sambil berlutut dihadapan Taehyung.
Kasihan itu lah yang dialami oleh adiknya Ara dan juga supir Taehyung. Saat ini orang lain tak ada yang melihatnya, itu karena suasana yang sepi.
"Ara, Ara, kau pergilah sekolah, nanti kau terlambat." Ucap Sooyoung
"Tapi eonnie.
"Biar eonnie yang memikirkannya, kau pergilah." Suruh Sooyoung, kini Ara memilih untuk pergi, karena dia tak ingin harus ketinggalan pelajaran karena itu lah pesan yang disampaikan oleh Sooyoung dan ibunya.
"Baik, ayo kita pergi ke rumah mu." Suruh Taehyung
"Tidak tuan, nanti ibu akan tambah sakit." Ucap Sooyoung
"Tapi saya memaksa."
Mau tak mau Sooyoung harus mengalah. Ia menunjukkan disebelah mana rumahnya, terlihat ayahnya sedang duduk sambil menonton tv.
"Ini rumah saya tuan, silahkan masuk."
"Sooyoung kau kah itu? Ayo buat kan aku makanan." Suruh ayah Sooyoung.
"Appa, ada tamu. Ucap Sooyoung
"Tu-tuan Taehyung? Pemilik perusahaan terbesar di Korea bukan?" Ucap ayah Sooyoung.
"Benar, kedatangan saya kesini untuk menikahi putri Anda. Ini adalah sebagai bayaran karena putri Anda yang bernama Ara itu telah menabrak mobil mahal saya, jadi karena keluarga Anda tak dapat melunasi kerugian saya. Jadi sebagai gantinya saya akan menikahi putri Anda." Jelas Taehyung
Sooyoung hanya mental Taehyung tak percaya, dengan mulut ternganga lebar mendengar itu. Sungguh tak percaya di usia muda nya menikah.
"Jika itu keinginan Anda, maka hal itu akan terjadi." Ucap ayah Sooyoung
"Apa yang appa katakan? Sampai kapanpun aku tak akan mau menikah dengan siapapun sampai aku mendapat kan mimpi ku!!" Teriak Sooyoung
"Saya permisi sebenarnya tuan." Ucap ayah Sooyoung dan menarik tangan Sooyoung untuk pergi.
"Apa kau berniat membatalkannya?" Tanya ayahnya.
"Itu benar appa, karena aku belum mau menikah." Ucap Sooyoung.
"Apa?!"
Plak!
Plak!
Tamparan itu bergema sampai membangun ibu nya Sooyoung.
"Ada apa Sooyoung?" Tanya ibu nya
"Eomma, kenapa kau keluar? Tidak ada apa apa ayo tidurlah." Ucap Sooyoung
"Jawablah jujur Sooyoung apa yang terjadi? Atau aku akan memukul mu juga." Kata ibunya.
"Hiks... Hiks... Tidakkah aku bisa di sayangi? Aku tidak mau menikah dengan pria yang didepan tadi eomma, Ara tak sengaja menabrak mobil pria itu dan dia minta ganti rugi dengan ingin menikah dengan ku." Ucap Sooyoung sambil menangis.
"Eomma bukan tak menyayangi mu, eomma tak akan membiarkan mu menikah dengan pria itu." Ucap eomma nya.
"APA KAU BILANG TAK MENGIZINKANNYA? KAU TAK DAPAT MENGHALANGI NYA!"
Sett
Menarik rambut ibu Sooyoung.
"Cukup appa! Cukup! Aku akan menikah dengan pria itu! Puas. Eomma, hiks... Hiks... Apa pun akan kulakukan demi kau. Ucap Sooyoung sambil membantu ibunya masuk ke kamar.
"Apa yang kau katakan nak."
"Aku menyayangimu ibu. Tidur lah, kau masih terlalu lemah." Ucap Sooyoung.
Terlihat Taehyung hanya dapat diam dengan apa yang di dengar nya.
"Tuan, maafkan keluarga saya tadi. Jadi Sooyoung katakan lah jika kau menerima lamarannya." Ucap ayah Sooyoung
Glek! Menelan ludahnya.
"Saya menerimanya tuan, saya akan menikah dengan Anda." Ucap Sooyoung
"Bagus, good girl! Besok kita akan menikah." Ucap Taehyung.
Sooyoung hanya dapat menyimpan air matanya, yang ingin sekali keluar.


PART 2


Sooyoung kini berada di apartemen Taehyung, itu karena ayah Sooyoung yang memintanya. Dari pada terjadi keributan di rumahnya ia memutuskan untuk memilih bersama Taehyung.
.
.
.
05.00 KST
Sooyoung terbangun dan melihat dirinya tidur di samping Taehyung, ia juga melihat dirinya sedang tidak memakai baju. Ia begitu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Taehyung, dengan tangan melingkar di pinggang nya. Ia sungguh tak percaya akan ini. Dia menangis histeris karena seseorang telah berhasil merenggut keperawanan nya.
Flashback to their...
"Sooyoung kau minumlah dulu, tidakkah kau sudah capek hari ini." Ucap Taehyung sambil memberikan air putih padanya.
"Terimakasih."
Ternyata minuman tersebut sudah tercampur oleh obat tidur. Tentu Sooyoung langsung tertidur beberapa menit kemudian.
"Kau harus ku tiduri dahulu, setelah itu kita akan menikah sayang. Aku mencintaimu, saat pertama melihat mu. Aku tahu kau teman Yeonjun, tapi kau harus memberi ku anak dulu sayang."
Taehyung meniduri Sooyoung lumayan begitu lama.
Flashback end~
"Shit! Hiks... Hiks... Dia mengambil segalanya! Aku membencinya."
Karena merasa tidak nyaman Taehyung terbangun dan melihat Sooyoung sedang terduduk dan menangis, tapi Taehyung malah memeluk Sooyoung dengan erat.
"Lepaskan aku tuan! Apa yang kau perbuat pada ku, tidakkah kau sudah puas karena telah membuatku agar menikah dengan mu."
"Ssstt... Sudahlah sayang, toh juga hari ini kita menikah juga bukan. Segera pakai baju mu agar aku menyuruh bodyguard ku untuk mengantar mu."
"Brengsek kau! Brengsek, kau memanfaatkan seorang anak dari kalangan miskin. Sungguh malang nasib ku Tuhan."
Sooyoung segera memakai bajunya di dalam selimut agar Taehyung tak melihatnya. Sooyoung segera turun tanpa berpamitan dengannya, Taehyung hanya dapat membuang nafasnya kasar.
.
.
.
"Jungkook, hari ini kau tahu kan aku akan menikah dengan Sooyoung. Kau harus mengundang semua teman Sooyoung, dan tidak termasuk Ji-Eun, aku tidak ingin istri ku mengetahuinya."
"Kau mencintai Ji-Eun, tapi kenapa kau menikah dengan Sooyoung?" Tanya Jungkook
"Aku kan sudah menceritakannya dengan mu Kook, kalau Sooyoung sudah lama aku incar, dan ternyata keberuntungan berpihak dengan ku."
"Kau salah memilih jalan mu Tae, tapi semuanya terserah pada mu. Jika sahabat ku ini bahagia dan begitu juga dengan ku."
"Gumawo"
••••
Sementara Sooyoung sedang terduduk merenung. Ia juga sudah memakai gaun pengantin yang indah, berwarna putih beserta tudung putih yang menutupi wajahnya.
"Kenapa aku harus menikahi pria brengsek itu Tuhan. Kau tak adil pada ku."
Sooyoung mengambil sebuah benda bersifat runcing dan tajam. Ia juga menyayat tangannya, dan darah mulai bercucuran. Sayatan semakin melebar.
"Sooyoung! Sooyoung! Apa kau didalam. Ayo keluar, asisten Taehyung sudah menjemput mu."
Terdengar suara ayahnya yang memanggilnya.
"Kenapa aku tak kunjung mati."
"Sooyoung!"
Brakk!
Ayah Sooyoung segera mendobrak pintu, dan terlihat Sooyoung sudah bercucuran darah. Di luar pintu terlihat ayah dan ibunya beserta adiknya.
"Sooyoung apa yang kau lakukan nak?" Tanya ibunya
"Sooyoung tak kuat menjalani hidup ini eomma." Ucap Sooyoung
"Eonnie, maafkan Ara."
"Apa yang kau lakukan hah! Anak tidak tahu diri."
Dan terlihat Sooyoung mulai pucat, pengelihatannya mulai tak jelas dan dia juga mulai melemah.
"Sooyoung!"
Karena merasa tak beres, asisten Taehyung tak lain adalah pria tampan memakai jas hitam, rambut rapi, dan kaca mata kotak membuatnya bertambah semakin tampan, siapa lagi jika bukan Jeon Jungkook.
"Ada apa tuan, nyonya."
Mata Jungkook langsung terbelalak melihat Sooyoung sudah pingsang bersama darah yang berlumuran.
Jungkook langsung segera membopong tubuh Sooyoung, untuk dilarikan ke rumah sakit.
Tak lama kemudian Sooyoung sadar dengan tatapan yang kabur, ia melihat seorang pria di hadapannya.
"Dimana aku, apa yang dihadapan ku ini seorang malaikat? Apa aku sudah di surga?" Ucap Sooyoung
"Haha... Aku memang tampan tapi aku bukan malaikat." Ucap Jungkook
"Jadi aku belum mati? Kenapa? Apa kau dokter?" Tanya Sooyoung
"Tadi kau bilang aku malaikat dan sekarang mau katakan aku dokter. Perkenalan aku Jeon Jungkook asisten calon suami mu Taehyung."
"Kenapa kau membawa ku ke rumah sakit?"
"Ini sudah tugas ku, kau tidak kau akan meninggal nanti."
"Itu adalah tujuan utama ku."
"Keu tidak boleh berpikir begitu. Apa kau pikir dengan bunuh diri masalah muakan selesai? Apa kau tidak memikirkan keluarga mu setelah kau tidak ada nantinya. Hem... Ini adalah bubur dan potongan buah, kau harus memakannya untuk penambahan darah. Kau harus bisa terbiasa dengan dunia yang mengerikan ini, apa kau pikir hanya kau saja yang seperti itu, bahkan aku punya banyak masalah juga lebih dari mu. Tapi aku tetap kuat dan selalu tampan untuk mengahadapi nya." Ucap Jungkook dan berhasil membuat Sooyoung tertawa kecil.
"Kau sangat cantik jika sedang tertawa."
"Berikan pada ku buburnya."
Jungkook menyuapi Sooyoung, terlihat Sooyoung lebih menyukai keberadaan Jungkook dibandingkan Taehyung. Tapi Taehyung melihat mereka sedang berdua.
"Ekhm.. keluar lah."
"Baiklah, Sooyoung kau harus makan."
Sooyoung langsung membuang wajahnya agar tak melihat Taehyung, dan langsung mengehentikan makanya. Taehyung segera mengambil buah dan bubur itu agar dimakan oleh Sooyoung.
"Besok kau akan tetap menikah. Jangan mencoba hal bodoh seperti ini, karena kau akan menambah masalah keluarga mu. Apa kau pikir setelah kau meninggal keluarga mu akan tenang? Tentu tidak, maka mereka akan lebih tersiksa. Jadi jangan mencoba bunuh diri lagi." Ucap Sooyoung
Sooyoung pun akhirnya memakan bubur yang disuapi oleh Taehyung sambil meneteskan air matanya.


PART3



03.00 KST
Sooyoung sudah kembali ke rumahnya, ia tersadar dan melihat sang adik perempuannya yaitu Ara sedang memeluknya sambil tertidur. Sooyoung kembali meneteskan air matanya, mengingat semua yang ia lalui. Dan Sooyoung harus bersedia menjadi seorang istri dari Taehyung.
Ingin sekali saat ini Sooyoung lari dari kenyataan, tapi itu semua tak mungkin ia lakukan dia harus bersedia menghadapi situasi saat ini. Karena Sooyoung merupakan kebanggaan ibunya saat sekolah dulu.
"Hari ini adalah pernikahan ku, tinggal beberapa jam lagi aku akan bersiap." Ucap Suji sambil melihat jam sembari mengusap wajah Ara dengan lembut.
••••
Matahari sudah terbit kini ia harus menghadapi nya.
"Sooyoung, kau sudah bangun nak?"
"Sudah eomma, eomma sudah siap eoh?"
"HM... Hari ini adalah pernikahan putri eomma. Dan aku harus bersemangat, eomma tahu kau mengalami hal yang berat nak. Tapi eomma tak sanggup harus berbuat apa." Ucap ibunya.
Sooyoung langsung memeluk sang ibu, dan kembali terisak-isak.
"Ini semua untuk mu eomma, dan juga untuk Ara. Bukan untuk appa kurang ajar itu." Ucap Sooyoung
"Apa yang kau katakan Sooyoung, dia itu appa mu. Kau harus bisa sabar nak."
"Aku menyayangimu eomma."
08.00 KST
Kini Jungkook sudah berada di tempat kediaman Sooyoung untuk menjemputnya, tentunya atas perintah Taehyung.
"Pergilah nak, kau terlihat sangat cantik dengan gaun itu."
"Ini untuk mu eomma."
"Mianhae eonnie." Ucap Ara yang mulai menangis
Sooyoung berjongkok dihadapannya.
"Jangan menangis, eonnie akan baik baik saja. Seusai pernikahan ini kau jaga ibu dengan baik ya."
Sooyoung melangkah dan segera naik ke mobil itu.
"Kau cantik sekali Sooyoung." Puji Jungkook
"Terima kasih."
Jungkook kasihan melihat Sooyoung, dia hanya dapat menyemangati dirinya saja. Karena Jungkook hanyalah seorang asisten dari Taehyung.
IN CHURCH!
Pemberkatan telah usai dilakukan, mereka juga sudah saling mengucap janji. Kini yang dipikirkan Sooyoung adalah seorang anak yang telah menikah.
Taehyung merasa begitu bahagia. Sang pastor juga mengatakan kalau mereka dapat berciuman, sebagai tanda cinta mereka. Sooyoung menatap Taehyung dengan penuh makna, Taehyung tahu kalau Sooyoung akan mengatakan tidak untuk berciuman. Tapi Taehyung seakan tidak tahu apa artinya, ia malah mencium Sooyoung. Sooyoung meneteskan air matanya melihat eomma dan adiknya dengan tertutupi dengan kerudung yang transparan.
"Kau sudah menjadi milikku Sooyoung." Bisik Taehyung
Sooyoung membuang wajahnya.
"Pergilah mengucapkan selamat tinggal pada keluarga mu." Ucap Taehyung sambil mengangguk
Sooyoung pergi dan langsung memeluk sang ibu dan juga adiknya.
"Ara ya! Rawat eomma dengan baik. Kau juga jangan pernah berhenti untuk sekolah bahagiakan eomma. Eonnie mu ini sudah gagal untuk membuat eomma bahagia, eonnie mengandalkan mu." Isak Sooyoung
"Pergilah nak, eomma dan Ara baik baik saja. Eomma berharap kau menjadi istri yang baik, jika pun kau ingin pulang eomma akan tetap menunggu mu."
"Sooyoung sshi~" panggil Rose tak lain adalah sahabatnya.
"Rose, hiks... Hiks.. tolong bantu Ara untuk menjaga keluarga ku."
"Aku menyayangimu Sooyoung, aku akan membantu Ara dan juga bibi. Jadilah yang
terbaik
Sooyoung."
"Kau harus bekerja dengan giat, agar kau mewujudkan impian mu yang selama ini kau harap kan." Lanjut Sooyoung
"Pergilah Sooyoung mereka sudah menunggu mu. Aku menyayangimu."
Sooyoung semakin terisak. Tapi bodyguard Taehyung menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil, bukan Jungkook lagi yang akan membawanya tapi dia akan bersama Taehyung dan bodyguard Taehyung. Jungkook hanya dapat prihatin pada Sooyoung.
Di dalam perjalanan, mereka hanya berdiam saja. Taehyung hanya dapat tersenyum kemenangan, sedangkan Sooyoung masih menahan air matanya sambil melihat ke arah luar jendela.
••••
Akhirnya mereka sampai ke rumah mewah Taehyung, yang bagaikan hotel. Sooyoung ternganga melihat rumah yang selama ini dia impikan, tapi tetap saja dia benci Taehyung.
"Sayang ini adalah rumah kita, dan sebentar lagi aku akan mengalihkan nama sertifikat hak milik menjadi nama mu." Ucap Taehyung sambil merangkul Sooyoung untuk masuk.
Sooyoung sama sekali tak tertarik atas semua itu. Karena dia tidak menginginkan itu, dia hanya ingin kebahagiaan untuk ibu dan adiknya.
Para maid berkumpul untuk menyambut kedatangan mereka. Dan memberi segala yang dibutuhkan oleh Sooyoung maupun Taehyung.
"Ingat dia adalah nyonya kalian sekarang, mau umurnya lebih muda tapi dia adalah istri ku. Jadi kalian harus bersikap ramah."
"Baik tuan."
Para maid Taehyung tahu kalau Sooyoung adalah istri keduanya. Tapi Taehyung sudah memberi tahu mereka agar tidak memberitahu nya pada Sooyoung dan juga Ji-Eun. Jadi mereka dapat menutup rahasia itu rapat rapat. Taehyung mengatakan pada Ji-Eun kau dirinya sedang pergi ke luar kota karena ada meeting yang begitu penting.
"Sayang, ini adalah kamar kita berdua. Dan ingat aku sangat sering nantinya tidak ada di rumah karena aku begitu sibuk. Dan kau tidak boleh memasukkan sembarangan orang ke rumah ini, apa lagi pria. Karena aku tidak suka." Jelas Taehyung.
Sedang Sooyoung lagi lagi terdiam, karena dia merasa asing berada di rumah yang tidak nyaman baginya.
"Hari ini adalah malam pertama untuk mu dan aku." Ucap Taehyung
"Malam pertama apa lagi tuan, tidakkah kau sudah mendapatkan nya sewaktu kita belum menikah?" Ucap Sooyoung
Sooyoung adalah wanita yang bijaksana dalam segala hal. Meski masih berusia 18 tahun pemikirannya sudah dewasa dan mandiri. Hal itu lah sumber kebahagiaan dari ibunya Sooyoung, karena dia sudah terbiasa dengan kepahitan hidup. Jadi dia tidak seperti anak bodoh seperti yang dipikirkan orang lain. 18 tahu adalah umur yang sudah memasuki tahap dewasa.
"Kau istri ku Lee Sooyoung! Dan marga mu tidak lagi Lee melainkan Kim!"
Taehyung membuka paksa gaun Sooyoung. Dan kini terlihat jelas bra yang ia gunakan. Sooyoung menatap tajam Taehyung dan masih berusaha menutup kemaluannya.
"Tuan aku Mohon, jangan lagi ya." Mohon Sooyoung
Sebenarnya Taehyung kasihan pada Sooyoung karena Sooyoung merupakan wanita yang ia cintai. Tapi Taehyung begitu ingin bermain dengan Sooyoung.
Taehyung mulai memainkan jarinya pada kemaluan Sooyoung. Membuat Sooyoung merasa disgusting saat ini.
"Nikmati malam ini sayang." Ucap Taehyung
Jleb!!
Jleb!!
Jleb!!
"Akhh, hentikan tuan." Ringis Sooyoung kesakitan.
Akhirnya permainan panas itu sudah selesai. Sooyoung menutup tubuhnya sambil menangis. Sementara Taehyung mencium bibir Sooyoung sekilas.
"Aku mencintaimu Sooyoung aku tidak bisa menahannya." Bisik Taehyung sambil menarik Sooyoung agar tertidur di dadanya.
.
.
.
Keesokan harinya Sooyoung masih tertidur dan Taehyung memberikan nya saja. Karena dia tahu kalau Sooyoung masih capek dan baru saja pulang dari rumah sakit.
Drrtt...
Sebuah benda berbentuk persegi panjang, berbunyi.
"Sayang, apakah kau baik baik saja di sana? Apa aku perlu menemui mu?"
"Tidak perlu sayang, kau kan sedang tidak enak badan kan, bukannya kau yang mengatakannya pada ku, aku takut jika kau harus pergi sendiri tanpa ada aku nantinya." Bisik Taehyung
Wanita itu adalah Ji-Eun tak lain adalah istri pertama Taehyung.
"Sayang kenapa kau harus berbisik jika bicara?" Tanya Ji-Eun
"Tidak, itu karena aku ingin memulai rapat. Sudah dulu ya."
"Baiklah."
Taehyung menoleh ke arah Sooyoung yang masih tertidur cantik, dia hanya tersenyum melihat sang istri kecilnya.
Kini Taehyung menuruni anak tangga dan melihat seorang pria berjas hitam sedang menunggunya.
"Selamat pagi Taehyung." Sapa Jungkook
"HM... Kenapa kau pagi sekali datang?" Tanya Taehyung sambil duduk di sampingnya.
"Aku hanya ingin memberi mu surat ini."
"Surat apa ini?"
"Surat itu adalah pernyataan kalau kau dan Sooyoung hanya menikah kontrak, bukan kah kau yang menyuruh ku untuk mengurus nya." Ucap Jungkook
"Hah! Aku baru ingat kalau aku harus menerapkan pernikahan kontrak dengan Sooyoung. Tapi Kook, aku mencintai Sooyoung juga. Aku takut tidak rela melepaskan Sooyoung nantinya." Ucap Taehyung
"Kau harus berbuat adil, bukannya kau hanya menginginkan seorang anak dari Sooyoung? Aku tahu Sooyoung kasihan. Tapi bagaimana dengan Ji-Eun dia juga kasihan Taehyung. Disini tertulis rumah tangga mu akan berlangsung sampai satu tahun. Dan juga mendapatkan seorang anak. So- Sooyoung?" Ucap Jungkook
Taehyung menoleh terlihat Sooyoung menatap mereka diam.
"Sayang?" Ucap Taehyung


PART4



Sooyoung malah pergi kearah dapur, sedangkan Taehyung takut kalau Sooyoung akan marah, ia berlari untuk menemui Sooyoung.
"Sayang, kau mendengar semuanya?" Tanya Taehyung dengan khawatirnya.
"Iya, memangnya kenapa?" Tanya Sooyoung kembali.
"Apa kau tidak marah? Kalau sebenarnya aku menikahi mu untuk mendapatkan anak? Dan semuanya kita lakukan secara pernikahan kontrak." Ucap Taehyung
"Kenapa aku harus marah, apa aku mencintaimu? Apa aku membutuhkan cinta mu? Tidak tuan, malah aku sangat senang kalau pernikahan kita menerapkan sistem kontrak. Setelah kau mendapatkan anak, kita akan bercerai dan aku bebas dari mu." Jelas Sooyoung.
Kini Taehyung hanya terdiam mematung Jungkook benar benar mengerti kalau Taehyung memang mencintai Sooyoung. Taehyung begitu emosional, tapi dia tidak ingin menyakiti seorang yang ia cintai.
"Apa kau ikhlas memberikan anak mu nantinya? Dan yang mengurusnya adalah istri pertama ku?" Tanya Taehyung lagi.
"Jika aku membenci mu, maka aku juga akan membenci anak yang ku kandung nanti." Balas Sooyoung dan langsung pergi sambil membawa segelas air.
Taehyung mengepal tangannya, yang bertanda dia sangat marah. Jungkook yang mengetahui itu, langsung memanggil Taehyung. Taehyung langsung menuju kearahnya.
"Taehyung, kau baik baik saja?" Tanya Jungkook.
"Aku sangat baik Kook, tapi aku tidak terima jika Sooyoung terus membenci ku." Ucap Taehyung dengan wajah memerah.
"Kau tidak boleh memaksakan kehendak mu dengan mencintai mu Tae, kau harus bisa pandai dalam merenggut hati Sooyoung. Dan tidak mungkin dia membenci anaknya nanti. Kau harus pikirkan itu, Sooyoung anak yang baik. Dan soal ini kau harus pikirkan Taehyung, aku pergi dulu masih banyak urusan yang aku kerjakan." Ucap Jungkook langsung pergi.
Sooyoung melihat kepergian Jungkook, ia langsung turun untuk menemui Taehyung.
"Tuan, pernikahan kita hanya setahun bukan? Baiklah aku akan menandatangani nya." Ucap Sooyoung dan langsung mengambil kertas yang ada di genggaman Taehyung.
Sooyoung langsung menandatangani kontrak tersebut, dan segera pergi. Sedangkan Taehyung mematung dan tidak tahu harus berbuat apa. Dan Taehyung tidak hanya sekedar diam, dia langsung menarik tangan Sooyoung.
"Perjanjian kita ada di surat ini. Di sini tertera dalam setahun penuh kau harus melayani ku seperti layaknya seorang suami dan istri, jadi kau harus benar-benar menjalankan tugas mu. Yang kedua, jika kau belum hamil dalam setahun ini pernikahan kontrak kita akan ditambah satu tahun lagi, yang ke tiga kau tidak boleh keluar tanpa seizin ku." Ucap Taehyung.
"Dan bagaimana dengan perjanjian dengan ku?" Tanya Sooyoung
"Appa mu hanya meminta uang, dan aku sudah memberikan berjuta won pada appa mu. Sebelumnya aku sudah bertanya pada appa mu, namun appa mu hanya meminta uang saja. Dan tenang saja urusan sekolah adik mu sudah ku lunasi dan eomma mu sudah ku lakukan terapi. Dan segala kebutuhannya aku yang mengurusnya." Ucap Taehyung.
Sooyoung mengepal tangannya dan kini dia begitu marah pada sang ayahnya. Dan rasa sakit hatinya terobati karena semua kebutuhan adik dan ibunya sudah di bereskan. Sooyoung pergi dengan wajah begitu kesal.
"Ingat sayang, prihal melayani mu sudah termasuk kau kau harus memberiku ciuman everyday. Baik itu pagi, siang sore dan malam." Ujar Taehyung
"Shit out!" Ucap Sooyoung
Taehyung tertawa melihat tingkah Sooyoung.
21.30 KST
Taehyung sedang mengerjakan tugas kantornya, sementara Sooyoung sudah tertidur pulas.
"Kau sudah tidur sayang?" Tanya Taehyung dengan lembut.
Tak ada balasan sama sekali dari Sooyoung yang berarti sudah tidur. Taehyung langsung mendekati Sooyoung yang kini sedang tidur.
"Aku mencintaimu Sooyoung, dan aku tidak akan melepaskan mu." Ucap Taehyung sambil mengelus rambutnya.
Terlihat Taehyung sedang mencari kertas itu dan menyimpannya.
Drrtt...
"Ya Yeobo, bagaimana kabar mu kenapa kau tidak pernah memberi ku kabar hah?"
"Sayang, kau tahukan kalau aku begitu sibuk. Bahkan makan pun aku lupa, tadinya aku ingin memberi mu kabar." Ucap Taehyung
Sooyoung merintihkan air matanya, ia tidak tahu kenapa dia menangis saat Taehyung sedang berbicara dengan istrinya yang pertama. Sooyoung langsung menghapus air matanya.
"Bye sayang... Aku mencintaimu." Ucap Ji-Eun.
"Mwahh..." Balas Taehyung sambil tersenyum.
Taehyung melihat Sooyoung yang sudah bergeser. Ia mengelus rambut hitam Sooyoung.
"Apa kau tadi menangis, kenapa di mata mu masih basah. Maafkan aku sayang yang sudah menghancurkan masa depan mu." Ucap Taehyung
07.00 KST
Sooyoung terbangun begitu lama. Ia tidak melihat siapapun di kamarnya, ia langsung mandi dan segera turun untuk sarapan.
Terlihat seorang pria tersenyum kearahnya, ia hanya menunduk dan duduk di hadapan Taehyung.
"Kau sudah bangun, ayo makan."
Terlihat mereka sedang makan, tapi Taehyung selesai lebih awal dibandingkan Sooyoung. Ia langsung beranjak.
"Sayang, aku pergi ke kantor dulu. Tapi aku akan pulang lebih awal hari ini." Ucap
Sooyoung melihat dasi Taehyung yang tidak rapi, awalnya ia ingin mengabaikannya saja. Tapi dia ingat soal perjanjian itu, sebenarnya ia sudah melanggarnya karena tidak memasaknya sesuatu sarapan.
"Tunggu." Ucap Sooyoung malas
Taehyung langsung menghentikan langkahnya. Sooyoung mendekat dan membenarkan dasi Taehyung sambil berjinjit. Taehyung merasa gemas akan hal itu, ia langsung mengangkat Sooyoung agar dapat sejajar dengannya. Sooyoung terkejut dan langsung membulatkan matanya.
"Kau akan lebih mudah memperbaikinya sayang." Ucap Taehyung sambil mengedipkan matanya sebelah.
Sooyoung merasa geli dengan perlakuan Taehyung, ia langsung Dengan cepat memperbaikinya.
"Ayo turunkan aku." Perintah Sooyoung.
"Apa kau lupa perjanjian kita? Ciuman everyday." Balas Taehyung sambil menunjukkan pipinya malah ke bibirnya.
Chupp
Ciuman mendarat ke pipinya, Sooyoung masih sangat ragu ragu untuk mencium bibir Taehyung. Tapi Taehyung mengeratkan pelukannya pada Sooyoung dengan arti harus melakukannya.
Chupp...
Dengan buru buru Sooyoung turun dari gendongan Taehyung. Kini pipi Sooyoung begitu merah.
"Kau cantik sekali sayang jika sedang malu."
Sooyoung segera pergi dengan wajah memerah.


PART5



Hari ini Sooyoung merasa bosan karena dia tidak bisa kemana-mana jika tak izin dengan Taehyung, dia juga lupa tadi meminta izin padanya. Hari ini Sooyoung hanya bisa terduduk dengan wajah yang murung.
"Apa yang harus kulakukan, aku sangatlah bosan." Ucapnya.
Seorang maid menghampirinya.
"Ada yang perlu saya bantu nyonya?"
"Tidak ada, tak perlu memanggil ku nyonya ajumma. Panggil saja aku Sooyoung." Ucap Sooyoung sambil tersenyum
"Tapi tuan Taehyung akan marah nanti." Ucapnya
"Ajumma kan memanggil nama ku, bukan namanya. Hem... Terlihat ajumma sudah lama ya bekerja di sini?"
"Benar ajumma, sudah ada bekerja bersama keluarga Kim, sejak dia masih kecil."
"Tapi kenapa ajumma memanggilnya tuan? Kenapa tidak di namakan saja?" Tanya nya lagi membuat maid itu duduk di dekatnya.
"Itu hanya kemauan ajumma saja nak. Sebenarnya dia juga melarang ku untuk bekerja lagi, dia malah terus memberi ku uang pesangon. Kau tahu, nak Taehyung adalah anak yang baik jika kau menjadi istri penurut padanya. Istri pertama nya Ny. Ji-Eun, selalu merebut perhatian nya, membuat Taehyung menyukainya. Ji-Eun mendapatkan apa yang dia inginkan bahkan separuh saham tuan Taehyung ingin di berikan padanya, tapi Ji-Eun belum memintanya sekarang. Tapi Ny. Ji-Eun tak sebaik yang nak Taehyung pikirkan." Ucapnya
"Benarkah, apa kah istri pertamanya tidak bisa memiliki keturunan?" Tanya Sooyoung
"Dulu dia pernah hamil, namun keguguran dia begitu menjaga anaknya sampai makanannya juga harus di buatkan oleh chef yang mahal. Mungkin Tuhan tak menyukai sifat arogannya itu. Membuatnya menjadi keguguran dan tak dapat hamil untuk selamanya." Jawabnya.
"Hem... Begitu."sambung Sooyoung.
"Ajumma ke dapur dulu, jika nak Sooyoung butuh sesuatu panggil saja."
"Dengan senang hati."
••••
20.00 KST
Kini Sooyoung sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh ajumma tadi. Dia berpikir bagaimana dia bisa membuat Taehyung lebih memilih nya dari pada Ji-Eun, untuk apa Sooyoung melakukan itu? Itu karena dia ingin hidup mewah. Dia teringat dengan mimpinya waktu kecil, yang ingin mempunyai hidup mewah tanpa ada beban.
"Aku juga ingin hidup layaknya seperti istri pertamanya. Tapi apa aku harus merayunya? Akhh! Tidak, tidak Sooyoung apa yang kau pikirkan? Tapi aku ingin memberikan rumah mewah pada eomma dan juga Ara, aku juga ingin mentraktir Rose. Sooyoung kau harus lakukan tapi mulai dari mana?" Ucapnya sedikit ragu.
Sooyoung merasa haus membuat minuman untuknya.
"Kau bisa Sooyoung!"
Saat dia ingin membuka pintu sang suami sudah berada di sana. Dan air yang ada di tangan Sooyoung tumpah mengenai jasnya.
"Ck! Kenapa kau selalu datang secara tiba-tiba, itu membuat ku terkejut ajusshi!" Teriaknya membuat Taehyung mendekati nya dan kini tubuh Sooyoung sudah tertabrak dinding.
"Apa yang kau katakan Sooyoung, kau selalu saja gegabah." Batinnya.
"Apa yang kau katakan sayang, kau mengatakan ku ajusshi Hem? Kau lupa aku ini suami mu?" Tanya Taehyung dengan menatap mata Sooyoung.
Sooyoung yang kelihatan galak juga merasa takut pada Taehyung, dia hanya dapat menunduk dan mengigit bibir bawahnya. Tanpa di sadari hal itu membuat Taehyung merasa tertarik.
"Kau menggoda ku sayang?"
Tak ada jawaban dari Sooyoung, Taehyung segera mengangkat wajahnya dan melumat bibir Sooyoung. Sooyoung tak menyangka nya, ia mencoba mendorong Taehyung sekuat mungkin tapi dia tak dapat mengalahkan tenaga Taehyung. Tapi Sooyoung ingat misinya, dia malah mengalungkan tangannya di leher Taehyung dan membalas lumatannya.
Taehyung tak menyangka nya, tapi dia mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mereka akhirnya menyudahi ciuman itu.
"Kau menikmatinya sayang?" Ucap Taehyung
Sooyoung hanya dapat tersenyum terpaksa. Ia juga mengingat kalau dia kini adalah istri Taehyung, jadi tidak apa jika Sooyoung mengajaknya melakukan hubungan intim dengannya. Awalnya Sooyoung merasa jijik, tapi dia terpikir jika dia melakukannya lagi itu akan cepat membuatnya hamil, dan dia bisa bebas.
Sooyoung mendekat ke arah Taehyung dan membuka kancing kemeja putihnya, sambil tersenyum melihat Taehyung.
"Biarkan aku melayani mu hari ini." Ucap Sooyoung
"Kau yakin sayang? Apa kau tahu caranya bagaimana?
"Aku kan sudah melihat aksi mu saat itu. Aku sudah belajar banyak dari mu tuan.
"Oh, jadi istri ku ini sudah belajar?"
Sooyoung mengangguk dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuk itu.
"Kau akan menikmatinya sayang, ayo kita mulai."
"Aku yang akan menaikkan nya sayang. Aku sedikit ingin membuat mu senang." Ucap Sooyoung membuat Taehyung tersenyum.
Kini Sooyoung menindih tubuh Taehyung. Mereka melakukannya tapi entah kenapa Sooyoung merasa nyaman dan menikmatinya kali ini. Dia juga tidak tahu itu kenapa.
....
Pagi harinya Sooyoung terbangun dan mengingat kejadian semalam dia merasa seakan jijik akan itu. Dia segera membersihkan tubuhnya dan menyiapkan sarapan untuk Taehyung termasuk baju yang akan dia kenakan saat bekerja.
Taehyung melihat Sooyoung telah menyiapkan pakaiannya, ia tersenyum melihat istri kecilnya sudah mulai menerimanya.
Kini Taehyung hanya menggunakan handuk, Sooyoung tak tahu kalau Taehyung sudah bangun dia, Sooyoung datang untuk mengantarkan dasi padanya.
"Sial! Apa lagi Ini Sooyoung kau selalu salah dalam mengambil keputusan." Gumamnya.
"Kenapa kau pergi lagi sayang, ayo masuk." Ucapnya
Sooyoung menelan ludahnya saat melihat perut sixpack nya.
"Kenapa kau harus malu sayang, ini bukan yang pertama kali kau melihatnya, bukan." Ucap Taehyung.
"Cepat pakai baju mu, dan kenakan ini."
Lagi lagi Sooyoung terkunci pergerakan karena ulah Taehyung yang mendekatinya. Sooyoung menginjak kaki Taehyung membuat nya kesakitan.
"Ajusshi selalu saja mesum." Ucap Sooyoung sambil tertawa dan berlari.
"Yak! Kenapa kau memanggilku terus ajusshi Sayang! Aku ini suami mu."
.
.
.


part6


....
Ini adalah saatnya Sooyoung sendirian di rumah, sebelumnya ia meminta uang kepada Taehyung dengan jumlah yang tidak sedikit. Dengan kecukupan dapat membangun rumah mewah, berarti Sooyoung meminta uang sekitar milyaran.
Sooyoung juga sudah meminta izin pada Taehyung agar membiarkannya keluar, Taehyung mengizinkannya namun jangan pulang terlalu lama.
"Rose!"
"Sooyoung? Bagaimana bisa kau disini? Ada apa?" Tanya Rose, saat ini dia sedang di tempat kerjanya.
"Ayo minta izin pada boss, agar kita bisa makan di luar." Ajak Sooyoung.
"Tapi aku masih kerja Soo, mana bisa aku minta izin waktu pada nya."
"Tenang saja, aku yang akan mengurusnya." Ucapnya, sambil menarik rose.
"Sajang-Nim, aku dan Rose ingin keluar sebentar bisa kan?"
"Sooyoung, kau yang menikah dengan CEO kaya itu kan, yang terkenal itu? Aku melihatnya di berita koran hari ini dan juga di televisi." Ucapnya.
"Sshhhtt... pelan kan suara mu tuan. Nanti ada yang mendengarnya, berikan aku korannya." Sooyoung mengambil koran yang ada di tangan bossnya itu, dan Sooyoung melihat fotonya dan Jungkook, bagaimana bisa ada foto pernikahan Jungkook dan dirinya di koran dan juga televisi. Sooyoung begitu bingung siapa yang membuat berita konyol itu.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi Ros?" Bisik Sooyoung.
"Aku juga tidak tahu Soo, sudahlah nanti saja kita bahas." Balas Rose.
Tapi kau membolehkan ku untuk mengajak Rose keluar kan?" Tanya Sooyoung final, karena malas untuk memperpanjangnya.
"Bagaimana bisa aku menolak permintaan istri dari CEO terkenal. Nanti toko ku bisa di tutup lagi." Ucapnya.
Sooyoung segera menarik Rose, sedari tadi orang menatapi Sooyoung, dan berkata kalau dia adalah wanita beruntung. Karena Jungkook adalah seorang asisten Taehyung namun dia juga seorang CEO yang terkenal dibawah Taehyung.
"Akhirnya kita sampai juga Soo, sedari tadi orang menatapi kita." Ucap Rose.
"Benar, aku juga bingung bagaimana ini bisa terjadi."
"Sudahlah kita tidak usah begitu memperpanjangnya. Sekarang ada apa kau mengajakku kemari?" Tanya Rose.
"Hemm... Tuan." Panggil Sooyoung sambil melambaikan tangannya.
"Iya ada apa nyonya?"
"Saya ingin memesan makanan yang paling mahal di restoran ini." Ucap Sooyoung
"Baik nyonya."
"Saya pesan yang banyak." Sambung Sooyoung lagi.
Rose bingung bagaimana mungkin Sooyoung bisa se boros ini biasanya dia adalah anak yang hemat, apa lagi soal uang.
"Apa yang kau katakan Soo? Kau baru di beri uang ya?"
"Kau tahu saja, aku baru saja memeras Taehyung. Sebenarnya bukan memeras aku kan istrinya, jadi aku berhak atas ini." Ucapnya
"Ekhm, apa kau sudah menganggap nya suami?" Tanya Rose dengan nada bercanda.
"Hem, harus bagaimana lagi."
Akhirnya pelayan itu tiba dan menghidangkan makanannya.
"Ahh... Harumnya, sepertinya enak. Aku sedang lapar sekarang Soo. Gumawo."
"Makan lah yang banyak sayang. Kau boleh makan sepuasnya." Sambung Sooyoung
"Enak sekali, Hem... Ayo coba." Suruh Rose
"Iya, Ros aku ingin membelikan Ara dan eomma rumah yang mewah, aku ingin membelikannya atas nama eomma. Tapi kan paman mu seorang arsitek, jadi aku mohon coba kau perbincangkan dengan paman mu ya." Jelas Sooyoung.
"Baiklah, aku juga akan mengatakan pada paman ku untuk memilihkan tanah yang strategis. Oh ya, apa kau tak mengunjungi Ara, paman dan bibi?" Tanya Rose sambil menyantap makanan nya.
"Tidak sekarang Ros, nanti jika aku sudah membelikan mereka rumah. Dan aku tidak akan menemui ayah ku, aku benci dengannya sekarang pasti dia tidak ada di rumah. Pasti dia sedang tinggal di rumah para kekasih nya, untung saja Taehyung mencukupi kebutuhan adik dan juga eomma ku." Jawab Sooyoung.
Setelah beberapa mereka berbincang dan makan, Rose membulatkan matanya karena melihat Taehyung bersama rekan rekan kerjanya.
"Soo, Sooyoung." Panggil Rose
"Ne?"
"Suami mu ada disini." Bisiknya.
"Benarkah?"
"Iya, itu dia." Menunjuknya sambil menutupi wajahnya dengan buku menu.
Saat mereka ingin menuju keluar, apa salah satu rekan mereka yang mengenali Sooyoung, lalu kenapa dia mengenali Sooyoung. Itu karena sekarang Sooyoung dikenal sebagai istrinya Jungkook.
Dengan terpaksa Sooyoung dan juga Rose berbalik. Sooyoung juga tersenyum paksa. Terlihat Taehyung memberikan isyarat padanya agar duduk. Dan Sooyoung akhirnya duduk bersama Rose.
"Istri ku, kau disini sayang?" Ucap Jungkook sambil merangkul Sooyoung.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Bisik Sooyoung.
"Tenang lah, ini adalah salah satu rencana dari suami mu." Balas Jungkook
"Aku tidak mengerti."
"Tuan tuan, aku dan juga istri ku akan pergi sebentar ke toilet. Istri ku tidak ingin sendiri, dia mengatakan ingin terus bersama ku." Bohong Jungkook.
Taehyung mengepal kan tangannya dan mengumpat, karena perkataan Jungkook tadi.
"Apa yang dikatakan anak bontot ini sih?" Batin Taehyung.
Sooyoung membulatkan matanya, tapi seketika dia tersenyum.
"Sooyoung ini adalah rencana dari Taehyung, kau tenang saja. Itu karena agar orang lain tak curiga atas keberadaan mu di rumah. Nanti aku juga akan tinggal di rumah Taehyung itu untuk sementara sampai semuanya membaik." Jelas Jungkook.
"Benarkah hanya sementara? Kenapa tidak lama saja." Goda Sooyoung.
"Kau ini masih anak anak tahu!" Ucap Jungkook sambil menoyor kepala Sooyoung.
"Tapi aku mau benaran oppa."
"Bisa bisa suami mu yang galak itu marahin aku." Ucap Jungkook sambil mengajak Sooyoung keluar.
Terlihat Sooyoung menggoda Jungkook, karena Jungkook adalah tipe ideal dari Sooyoung. Sooyoung adalah anak yang sedikit manja dan juga genit. Dia mengapit lengan Jungkook sambil melengketkan kepalanya di lengan Jungkook. Jungkook ingin melepasnya, tapi karena para rekan mereka melihatnya. Jungkook malah membiarkannya saja.
Taehyung begitu marah pada Jungkook.
"Dasar anak kelinci tidak tahu untung, kan ini hanya pura pura aja." Batin Taehyung
Ya ini adalah salah satu dari rencana Taehyung, karena Taehyung takut jika terus menyembunyikan Sooyoung, jadi jika Sooyoung sering terlihat bersamanya itu karena Jungkook juga sering ada bersama Taehyung, jadi Taehyung sengaja melakukan itu. Sebenarnya dia dengan berat hati membiarkan sang istri bersama orang lain. Dan masalah fotonya, itu bukan wajah Sooyoung namun ada yang mirip seperti Sooyoung dari samping juga mereka menyatukan foto pernikahan Sooyoung bersama Taehyung dulu. Dan ternyata saat pernikahan Sooyoung sempat berfoto dengan Jungkook.
"Kalian mesra sekali." Puji salah satu rekannya.
Sooyoung dan Jungkook hanya tertawa saja.
"Suami ku, aku ingin minum." Ucap Sooyoung sambil mengayunkan bibirnya.
Rose, Jungkook dan juga Taehyung begitu terkejut dengan apa yang dikatakan Sooyoung.
"Baiklah sayang."
Dan sepertinya Jungkook juga menikmati permainan itu.
"Apaan sih! Sabar Taehyung ini hanya permainan saja. Dan kau juga bukan yang membuatnya." Batin Taehyung lagi.
Rose memutuskan untuk pulang, karena dia tak ingin berlama lama. Dan tak mau mengurusi urusan mereka.
"Hati hati Ros." Teriak Sooyoung.
"Baiklah sepertinya pertemuan kita hanya cukup sampai sini saja." Ucap Taehyung karena tak tahan melihat Sooyoung dan Jungkook duduk berdekatan.
"Baiklah tuan."
Semua para rekan kerja nya bubar."
"Jung, kau pergilah duluan. Biar aku dan istri ku pulang berdua." Ucap Taehyung
"Tapi Tae, dia kan istri ku." Ucap Jungkook bercanda.
"Kook, Ini hanya permainan. Pergilah atau nanti aku akan marah."
"Hem baiklah. Istri ku suami mu ini pulang duluan ya." Balas Jungkook.
"Kook!"
Sooyoung malah tertawa melihat tingkah lucu Jungkook. Taehyung melihat itu mengacak-acak rambut Sooyoung.
"Ayo kita pulang, sepertinya kau ingin di beri pelajaran kan?" Ucap Taehyung sambil menggendong Sooyoung sepeti tas sekolah.
Sooyoung suka dengan gendongan seperti itu, gendong belakang. Karena dulu ayahnya membuatnya seperti itu, tapi karena ekonomi mereka menurun ayahnya menjadi seorang yang pemabuk.
Saat ini mereka berada di parkiran, jadi tidak begitu banyak orang yang melihat mereka.
Taehyung sedari diam saat di mobil. Sooyoung tahu kalau Taehyung sedang marah saat ini. Akhirnya mereka sampai di rumah, Taehyung tetap saja diam.
"Ya ajusshi!" Sooyoung menarik tangan kekar Taehyung.
"Apalagi?"
"Ayo menunduk."
"Ada apa?" Taehyung menundukkan kepalanya
Chupp
Ternyata Sooyoung memberikan Taehyung kecupan.
"Kau mulai nakal, HM?" Tanya Taehyung.
"Aku mau bermain kuda kudaan dengan mu ajusshi."
"Kau yang memintanya sayang." Ucap Taehyung sambil membopong tubuh Sooyoung.
Sooyoung sengaja melakukan nya karena dia takut jika Taehyung marah, mama misinya untuk membangun rumah ibunya akan gagal total.
.
.
.


part7


....
07.00 KST
"Ajusshi bangun! Ajusshi ini sudah jam 7, kau tidak ke kantor? Ajusshi, ajusshi!" Teriak Sooyoung sambil memukuli nya dengan bantal.
"Sebentar lagi sayang."
"Ajusshi, kau ini tidak puas lagi tidurnya."
Sooyoung begitu kewalahan untuk membangunkan Taehyung, baru kali ini dia melihat orang yang begitu susah beranjak dari tidurnya.
"Harus bagaimana aku membangunkannya?" Batin Sooyoung.
"Ajusshi ayolah bangun."
"Ajusshi tampan ayo bangun, sayang ayo bangun ini sudah terlalu pagi." Ucap Sooyoung lembut.
Taehyung langsung bergeser kearah nya, dan menunjukkan pipinya. Yang tandanya beri dia ciuman.
"Si om tua ini banyak banget maunya." Batin Sooyoung.
Chupp!
"Ya sudah ayo bangun." Ucap Sooyoung.
"Baiklah sayang aku sudah bangun." Ucap Taehyung sambil duduk dengan mata yang masih tertutup.
"Segera mandi, dan setelah itu sarapan." Ucap Sooyoung sambil pergi.
Taehyung tersenyum melihat istrinya yang kali ini membangunkannya, biasanya Ji-Eun hanya membangunkannya sekali, setelah itu Ji-Eun menyuruh maid untuk membangunkannya.
Tepatnya Sooyoung dan juga Taehyung sedang menyantap sarapan mereka.
"Ajusshi, kenapa kau tidak menemui istri pertama mu?" Tanya Sooyoung.
"Hari ini aku akan pergi ke rumah Ji-Eun, dan aku akan tidur di sana. Kau tidak apa kan sayang?" Tanya Taehyung balik.
"Em.. aku tidak apa apa, kau tenang saja. Kau tahu kan pasti aku akan sendirian di rumah, dan aku takut sendirian tidur. Apa aku boleh membawa Rose untuk tidur di rumah?" Tanya Sooyoung.
"Rose? Boleh saja, asal kau tidak berkeliaran dengannya." Ucap Taehyung.
"Thank you ajusshi." Ucap Sooyoung.
"Hanya terimakasih sayang?" Ucap Taehyung sambil memajukan bibirnya
"Iihh... Ajusshi, aku kan tadi sudah memberi mu ciuman." Ucap Sooyoung.
Taehyung mendekat dan melengketkan bibirnya pada Sooyoung sambil melumatnya.
"Mmphh... Mmpshh." Desah Sooyoung sambil mendorong tubuh Taehyung.
"Manis sekali sayang." Ucapnya sembari mengusap bibir Sooyoung dengan jari ibunya.
"Ya sudah pergilah, bye..."
"Kau mengusir ku."
"Tidak ayo pergi nanti kau telat." Ucap Sooyoung sambil mendorong tubuh Taehyung agar dia berjalan.
"Baiklah, aku akan pergi." Taehyung menarik wajah Sooyoung dan menciumi nya dari kening, hidup dan juga bibirnya.
"Jaga dirimu baik-baik, aku tak mau ada pria yang datang ke rumah kita." Ucap Taehyung.
"Dah~
"Ah, wajah ku penuh dengan ciumannya." Ucap Sooyoung.
Sooyoung mengambil benda pipih yang berbentuk persegi itu.
Drrtt...
"Ros, kita bertemu di cafe biasa ya." Ucap Sooyoung.
"Baiklah, untung ini jam makan siang." Ucap Rose.
.....
"Sayang... Kau sudah pulang? Apa kau membawa ku sebuah oleh-oleh?"
"Ini untuk mu." Taehyung menunjukkan sebuah tas mahal yang bermerk V&B.
"Ahh... Kau tahu saja aku suka ini sayang, lagi ini kan limited edition. Thank you sayang." Ucap Ji-Eun sambil mengecup bibir Taehyung.
"Kau suka? Baguslah."
"Sayang, apa aku boleh meminta uang lagi?"
"Untuk apa, bukannya aku baru mengisi saldo rekening bank mu." Ucap Taehyung.
"I-iya aku tahu, tapi kan kurang. Kesayangan mu ini akan pergi ke London, bersama teman teman ku. Kau membolehkannya kan sayang?" Bujuk Ji-Eun sambil memeluk lengan Taehyung.
"Boleh sayang, mana mungkin aku menolak istri tersayang ku. Tapi jangan lama lama kau perginya, nanti aku akan merindukan mu." Ucap Taehyung.
"Aahh... Kau yang terbaik
 suami ku. Aku akan mengunjungi 2 negara yaitu Amerika dan juga Inggris. Jadi butuh waktu lama sayang, aku akan di sana  selama 1 bulan." Jelas Ji-Eun.
"1 bulan, itu waktu yang lama sayang. Apa kau berniat melupakan suami mu ini, apa kau nanti Tidak akan merindukan ku?" Ucap Taehyung sambil meletakkan jasnya di kasur.
"Mana mungkin sayang, lagian kan hanya 1 bulan. Nanti aku akan sering menghubungi mu, setiap harinya nanti kita akan video call bagaimana?" Jelas Ji-Eun.
"Terserah mu Eun, aku takut kau meninggalkan ku." Ucap Taehyung
"Kau meragukan istri mu ini?" Tanya Ji-Eun sambil memeluk Taehyung dari belakang.
"Baiklah, aku mengizinkan mu. Tapi kau jangan pernah lupa untuk menghubungi ku. Mengerti."
"Sayang, aku rindu sentuhan mu." Goda Ji-Eun
Taehyung langsung menindih tubuh Ji-Eun.
.....
Sementara Rose sedang menunggu kedatangan Sooyoung.
"Soo! Kau lama sekali datangnya." Ucap Rose.
"Kau tahu, jalanan macet Ros. Karena itu aku lama."
Kau sudah memesan makanan kita?" Tambah Sooyoung lagi.
"Sudah, seseorang telah memesannya."
"Siapa?" Tanya Sooyoung
"Lihat saja nanti."
Tiba tiba datang seorang pria, sedang membawa makanan dan juga minuman.
"Yeo-Yeonjun?" Tanya Sooyoung.
"Iya Yeonjun, kau masih ingat kan?" Tanya Rose.
"Soo, ini aku sudah datang. Kau tak merindukan ku?" Tanya Yeonjun.
"Ros, kau membuat masalah baru." Bisik Sooyoung.
"Ada apa Soo?"
"Aku dan juga Yeonjun belum ada kata putus sama sekali. Yang berarti kami masih berpacaran." Bisik Sooyoung.
"Kau serius? Aku tak tahu Soo."
"How are you Babe? U not missing me?" Ucap Yeonjun.
"I miss you, and I'm okay. How about you?" Tanya Sooyoung balik.
Flashback to Yeonjun and Sooyoung...
"Soo, aku akan pergi ke Amerika. Jadi aku harap kau sabar menunggu ku. Dan setelah aku datang kita akan menikah." Ucap Yeonjun.
Yeonjun pergi untuk menempuh pendidikan kuliahnya, bahkan sebenarnya Yeonjun ingin menikahi Sooyoung pada saat dia belum pergi ke Amerika. Tapi Sooyoung mengusulkan agar mereka menikah setelah Yeonjun lulus kuliah. Yeonjun menerima Sooyoung apa adanya, meski orang tuanya melarangnya. Yeonjun tidak punya orang tua lagi, dia menganggap kakak laki-laki nya sebagai ayahnya tak lain adalah Taehyung, sebenarnya Yeonjun ingin membawa Sooyoung kerumahnya untuk mengenalkan kekasihnya itu pada Taehyung, tapi Taehyung tak sempat. Jadi Sooyoung tidak tahu kalau Taehyung dan juga Yeonjun kakak beradik, tapi Taehyung pernah melihat Yeonjun dan Sooyoung berjalan berdua. Taehyung menyukai Sooyoung saat itu, maka itu Taehyung berniat untuk merebut Sooyoung.
"Aku akan menunggu mu Yeonjun, tapi aku tidak janji."
"Kenapa bilang begitu?"
"Kau pergi terlalu lama, aku sabar bila menunggu mu, tapi bagaimana dengan ayah ku? Dia nanti akan menjodohkan ku." Jelas Sooyoung.
"Aku mencintaimu Sooyoung, aku percaya kamu."
Flashback end~
"Aku merindukan mu." Ucap Yeonjun dan langsung memeluk Sooyoung.
"A-aku juga." Ucap Sooyoung
"Sebentar Yeon, Soo kemari."
Sooyoung berjalan kearah Rose, Rose langsung menarik tangan Sooyoung agar sedikit jauh dari Yeonjun.
"Maafkan aku Soo, aku tidak tahu jika kau masih berpacaran dengan Yeonjun." Bisik Rose.
"Ini bukan salah mu Ros, toh juga dia nanti akan mencari ku. Untung saja kau menemukan ku dengannya. Aku takut jika dia datang kerumahnya lama ku, dan appa nanti yang akan berbicara dengannya. Semuanya akan hancur." Jelas Sooyoung
"Soo, untuk sementara kau harus menyembunyikan nya dulu. Biar nanti kau memberitahunya secara perlahan." Ucap Rose.
"Kau benar Ros."
"Aku pergi dulu, jam makan siang ku sudah berakhir. Kau harus bisa bersandiwara dulu." Ucap Rose.
"Rose kemana?" Tanya Yeonjun
"Dia kembali bekerja, karena time lunch nya sudah berakhir." Ucap Sooyoung
Sungguh Sooyoung masih menginginkan Yeonjun, karena Yeonjun adalah cinta pertama nya. Tapi Sooyoung tak dapat berkutik. Dia bingung akan keadaan yang saat ini menimpanya.
Sooyoung dan Yeonjun bersama sama sampai larut malam, Sooyoung menikmati harinya. Teringat Taehyung sedang tidak ada di rumah.
Saat Yeonjun mengantarnya ke rumah. Ternyata Taehyung menatapnya dari kamar atas mereka.
"Ini rumah mu sekarang Soo?" Tanya Yeonjun.
"A-aku hanya bekerja disini. Sekarang aku jadi pembantu rumah tangga Yeon." Ucap Sooyoung
"Baiklah sampai jumpa sayang." Ucap Yeonjun dan tiba tiba mengecup dahi Sooyoung.
Taehyung menyadari akan hal itu, ia mengepalkan tangannya. Taehyung tidak tahu siapa pria yang bersama Sooyoung, karena ia melihatnya dari atas.
"Kau berani selingkuh dengan ku sayang, lihat nanti apa yang akan ku lakukan dengan mu." Ucap Taehyung.
.
.
.


part8


Kini Sooyoung melihat kepergian Yeonjun, Sooyoung merasa bersalah akan perbuatannya. Ia takut bagaimana nanti suasananya saat Yeonjun tahu kalau Sooyoung sudah mengkhianati nya. Sooyoung masih punya rasa pada Yeonjun, namun perasaan pada Taehyung sama sekali tidak ada. Dia sama sekali tak mencintai Taehyung, ia ingin melakukan hubungan bercinta, itu karena dia hanya menginginkan harta Taehyung.
"Dari mana saja kau?" Kini pria dengan wajah dingin itu berada di hadapannya.
Sooyoung sontak terkejut, bagaikan pencuri yang sudah tertangkap basah.
"Kau sudah makan ajusshi?" Tanya Sooyoung
"Aku bertanya kepadamu, kenapa malah kau yang bertanya?!" Tanya Taehyung sedikit meninggikan suaranya.
"Aku baru saja dari cafe, kami makan bersama teman lama ku." Ucap Sooyoung dengan santainya.
"Hanya makan? Dan kau hanya bersama Rose?" Tanya Taehyung yang kini sudah mendekat wajah Sooyoung.
Saat ini suasana hati Sooyoung sedang tidak enak, jadi ia tak ingin bicara terlalu lama. Apa lagi bicara dengan pria yang sudah membuat cintanya terluka.
"Bersama pria juga." Jawab Sooyoung, yang memberanikan diri menatap Taehyung.
"Kau tahu apa kesalahan mu Kim Sooyoung!" Teriak Taehyung.
"Jangan terlalu posesif tuan, aku tidak suka itu." Ucap Sooyoung membuang wajahnya.
"Posesif kau bilang? Apa ada seorang suami yang membiarkan istrinya berdua dengan pria lain. Aku melihat mu sedang berduaan dengan pria tadi, ia juga mencium dahi mu kan?" Ucap Taehyung
Taehyung geram dengan Sooyoung, ia langsung menarik tangan Sooyoung dengan menaiki tangga yang lumayan tinggi.
"Lepashh tuan! Bisa pelan pelan bukan?" Tatap Sooyoung.
"Layani aku sekarang!" Perintah Taehyung.
"Aku sedang tidak ingin. Aku lelah, aku ingin tidur." Ucap Sooyoung sambil berjalan.
Grepp!
Taehyung menarik tangan Sooyoung.
"Aku tidak perduli, sama halnya dengan kau tidak perduli dengan perasaan ku."
Taehyung berjalan menuju laci, ia mengeluarkan benda panjang, yaitu tali.
"Ka-kau mau apa?"
"Diam!"
Taehyung mengikat Sooyoung dan mulai membuka bajunya dengan perlahan. Ia juga mulai dengan mencium bibir Sooyoung, lalu lanjut ke leher Sooyoung.
"Dia tadi mencium mu di bagian ini kan? Jawab?!" Ucap Taehyung dengan suara yang begitu power.
"I-iya."
Taehyung membawa air dan mengelak dahi Sooyoung dengan kain basah. Lalu ia menggantikan ciuman pria tadi dengan ciumannya.
Entahlah kini Sooyoung sangat jijik dengan perbuatan Taehyung, Sooyoung menangis mengingat Yeonjun tak pernah menyentuh untuk berciuman bibir, Yeonjun hanya berani mencium dahinya saja.
"Lepas tuan! Jangan buat aku semakin membenci mu!"
"Benci? Kau membenciku? Bagaimana selama ini kau ingin bercinta dengan ku?" Tanya Taehyung.
"Aku mulai membuka hati ku padamu, namun melihat tingkah mu seperti ini membuat rasa benci kembali bangkit." Ucap Sooyoung membuat Taehyung berhenti menciumi ranumnya.
Sooyoung merintihkan air matanya, sedangkan Taehyung menatapnya dengan begitu lama.
Kemudian Taehyung pergi meninggalkan Sooyoung, sementara Sooyoung membuka ikatan tali itu, dan mengancing kemejanya yang sudah terbuka.
"Maafkan aku tuan Taehyung."
Entah kenapa Sooyoung merasa begitu lemah saat mengingat Yeonjun sudah kembali masuk ke kehidupannya lagi.
Sooyoung bingung kenapa Taehyung kembali ke kamarnya lagi. Kemudian ia memastikan Taehyung di bawah, ia melihat Taehyung tertidur di sofa. Sooyoung segera menghampiri Taehyung.
Terlihat tangan Taehyung tergores dan berdarah juga masih tersisa bening kaca. Sooyoung menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang diperbuat Taehyung.
Sooyoung segera membawa kotak P3K, Sooyoung membalut luka itu lalu membersihkan bening kaca itu. Jujur Sooyoung sakit hati dengan keadaan Taehyung saat ini. Ia merasa bersalah.
"Luka itu akan sembuh dengan sendirinya, tapi tidak dengan luka hati yang kau berikan. Kenapa kau begitu membenci ku Sooyoung, kenapa?" Ucap Taehyung yang masih menutup matanya.
Sooyoung memeluk tubuh Taehyung dan mencium pipi nya.
"Tidurlah ajusshi, mianhae. Aku tidak akan membenci mu lagi."
Jawaban tak ada, yang berarti kini Taehyung sudah tertidur. Sooyoung menyelimuti tubuhnya, ia juga tidur di dekat sofa Taehyung.
......
05.30 KST
Taehyung melihat istrinya tertidur tanpa memakai alas tidur, selimut dan juga bantal.
Taehyung menggeser rambutnya yang kini menutupi wajah indahnya. Ia tersenyum melihat wajah istrinya yang terlihat lelah, begitu juga dengan matanya yang sembab.
"Aku tidak suka kau yang membantah perkataan ku Sooyoung." Ucap Taehyung, dan menggendong tubuh Sooyoung agar ia dapat tidur dikamar.
Sooyoung kini melihat dirinya sudah berada di kamar. Sontak ia langsung terbangun, karena ingin memasak sarapan pada Taehyung.
Saat ingin menyentuh knop pintu, seseorang lebih duluan membukanya.
"Kau tidak perlu memasak untukku, aku punya pembantu di rumah ini. Makanlah sarapan ini, dan jangan pernah keluar. Mengerti!"
Terukir senyuman di bibir Sooyoung, ia berpikir bahwa Taehyung masih melarangnya. Saat Taehyung ingin berbalik, Sooyoung melekatkan makanan nya dan langsung memeluk Taehyung.
"Ajusshi terima kasih."
"Untuk apa? Untuk sarapan? Itu supaya kau tidak boleh keluar!"
"Bukan, tapi karena kau melarang ku." Ucap Sooyoung sambil memegang pipi Taehyung.
"Bahkan aku akan selalu melarang mu Sooyoung, karena aku tidak suka kau pergi bersama pria lain. Mengerti!"
"Tapi aku suka kau marah pada ku." Sooyoung tersenyum dan melihat Taehyung dengan wajah yang terangkat karena jaraknya dengan Taehyung yang jauh.
"Benarkah?!" Kini senyuman kecil sudah terlihat di wajah Taehyung.
"Cium..." Rengek Sooyoung.
Chupp
Chupp
Chupp
Dan berakhir lumatan yang cukup lama.
"Aku mencintaimu Sooyoung." Ucap Taehyung sambil mengusap bibir Sooyoung
"Aku juga."
.
.
.


part9


06.30 KST
Kini Sooyoung sedang menyiapkan makanan untuk segera dimakan oleh Taehyung, posisinya sekarang Taehyung sedang duduk sembari memandang Sooyoung yang sedang sibuk menata makanannya. Hari ini Taehyung tidak bekerja, karena dia ingin menghabiskan waktunya bersama Sooyoung.
"Ajusshi jadi tidak bekerja hari ini?" Tanya Sooyoung sambil melumuri rotinya dengan selai.
"Hem..." Jawab Taehyung singkat dan memakan kuenya.
"Ajusshi aku ingin bertanya sesuatu, boleh?"
"Boleh."
"Kenapa kau cemburu ketika aku berdekatan dengan pria lain?" Tanya Sooyoung.
Kini Taehyung menatapnya tajam, dan meletakkan rotinya.
"Tentu saja, kau istri ku, milikku seutuhnya."
"Tapi pernikahan kita menerapkan sistem kontrak." Jawabnya, membuat Taehyung lebih menatapnya serius.
"Kau akan menjadi milikku selama setahun, dan mungkin lebih jika kau belum memberi ku keturunan. Bersiaplah sayang kita akan pergi."
"Jalan jalan?"
"Ne."
"Tapi bagaimana jika ada yang melihat, secara hukum orang menganggap ku kalau aku adalah istri Jungkook oppa, dan bukan istri mu." Jawab Sooyoung
"Kenapa kau memanggil nya oppa, sedangkan aku suami mu sendiri ajusshi? Kau tidak adil Sooyoung."
"Hem... Jadi ceritanya marah?" Tanya Sooyoung sambil membalikkan wajah Taehyung hingga wajah mereka benar-benar dekat.
"Sayang, anggap saja panggilan ajusshi itu sebagai panggilan sayang." Ucap Sooyoung.
"Apa kau berpikir aku sudah begitu tua?"
"Masih marah? Baiklah Tae oppa." Ucap Sooyoung sambil beraegyo.
Taehyung sangat menyukai tingkah lucu Sooyoung, dan ia juga mencubit pipi Sooyoung.
"Jangan begini sayang, nanti aku makin cinta dan tak ingin melepas mu." Ucap Taehyung.
"Biarkan saja. Tetap lah bersama ku Tae oppa." Ucap Sooyoung dan lagi lagi membuat Taehyung tersenyum.
"Apa kau ingin aku bersama mu?" Tanya Taehyung begitu serius dan suasana begitu hening.
"Eh, aku sudah selesai apa kita tidak jadi pergi?"
"Baiklah ayo sayang."
"Tae!" Panggil seorang pria sambil melambaikan tangannya.
"Aku sudah selesai, kenapa kau merangkul istri ku eoh?" Tanya pria itu tak lain adalah Jungkook.
"Ck! Itu hanya di hadapan orang-orang kelinci! Jangan menganggap ini benaran." Protes Taehyung.
"Hehe... Aku tahu itu." Ucap Jungkook sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kita akan pergi menaiki mobil ku saja, dan Jung mobil mu tinggalkan di rumah ku saja." Ucap Taehyung
"Baiklah."
........
"Kita ke pantai? Huah! Indahnya..." Ucap Sooyoung
"Kau suka sayang?" Tanya Taehyung sembari mengusap rambut Sooyoung.
"Hem aku suka, gumawo." Ucap Sooyoung dan berlari ke arah ombak pantai.
"Jangan jauh jauh Soo, nanti kau bisa hanyut." Teriak Jungkook.
"Kenapa jadi kau yang memperingati nya." Ucap Taehyung.
"Kau ini selalu saja marah." Ucap Jungkook
"Jung, ada yang ingin ku katakan pada mu."
"Mengenai apa?"
"Mengenai Sooyoung, tentang pernikahan kami. Apa menurutmu ini adalah keputusan yang benar jika aku membohongi Sooyoung dengan pernikahan Kontrak yang pura pura. Kau tahu kan Kook, Kalau aku berpura-pura mengatakan pada Sooyoung ini hanya pernikahan kontrak, soal perjanjian itu aku sudah membakar kertas itu." Ucap Taehyung
"Biarkan dia tahu secara perlahan. Lihatlah Sooyoung dia begitu indah." Ucap Jungkook sambil tersenyum.
Plak!
Taehyung memukul kepala Jungkook.
"Jaga ucapan mu!"
"Mianhae, aku pergi dulu ada sebentar urusan yang ingin ku urus Tae. Nanti aku akan kembali." Ucap Jungkook
"Hati hati!"
Taehyung melihat keindahan Sooyoung yang sedang bermain air pantai yang jernih. Ia melihat wanita yang ia idamkan selama ini. Awalnya Taehyung Tidak ingin menduakan Ji-Eun, namun karena dia sudah menjadi orang yang sukses membuatnya merasa lebih angkuh.
"Jungkook oppa sudah pergi?" Tanya Sooyoung, yang membangunkan lamunannya.
"Eh, iya."
"Kenapa pergi?"
"Aku yang menyuruhnya, aku tidak suka dia ada disini."
"Kenapa begitu, kau seharusnya tidak melakukan itu. Kan seru jika suasananya ramai." Ucap Sooyoung, yang mulai duduk disisi Taehyung.
"Jadi kau suka dia ada disini Hem?"
"Tidak juga."
"Kau nakal sekali, Hem?" Ucap Taehyung.
Sooyoung berlari, dan sekarang mereka sudah seperti anak anak yang sedang bermain. Layaknya tikus dan kucing yang saling mengejar.
"Dapat! Tikus kecil ku akhirnya dapat dan sekarang aku akan memakan mu!" Ucap Taehyung yang memeluk nya dari belakang.
"Haha... Hentikan oppa, itu geli." Tawa Sooyoung.
"Tidak, nanti mangsa mu akan pergi lagi."
"Tidak akan, ayo oppa kita pulang aku ingin pergi makan es krim saja."
"Baiklah tuan putri kita akan pergi, heop!" Taehyung mengangkat nya ala bridal style.
"Turunkan aku, bagaimana jika ada yang lihat oppa."
"Tenang saja."
Kini mereka sedang berada di sebuah taman sembari memaknai es krim. Sooyoung terlihat menikmati kencannya dengan Taehyung.
"Pelan pelan makan nya. Kan jadi berantakan, jika begini rasanya aku ingin memakan bibir mu juga." Goda Taehyung sambil mengeluarkan lidahnya.
"Mesum!" Sooyoung membersihkan mulutnya.
Chupp!
"Mmphh hentikan oppa." Mendorong tubuh Taehyung.
"Manis sayang, aku mau lagi."
"Tidak akan." Ucap Sooyoung mengulurkan lidahnya.
"Nakal sekali, lihat saja nanti malam." Ucap Taehyung dengan senyum sinisnya.
.
.
.
.

❮ previous
next ❯
ArtikelinfoduniaCeritaCerita FiksiCerbungCerpenFunfictionKPOPff
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsa
  • view_list2.png listHD
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_list2.png ic_mode_light.png ic_other.png
+