Muhiban Isnan, seorang lulusan Teknik Nuklir UGM, memilih jalan hidup yang berbeda: menjadi petani urban yang menerapkan prinsip permakultur.
Di rumahnya di Kulon Progo, Yogyakarta, ia dan keluarganya menciptakan hutan pangan—sebuah sistem pertanian berkelanjutan yang mengutamakan keberagaman tanaman, daur ulang organik, dan keseimbangan ekosistem.
Berawal dari keinginan menyediakan sayur sehat untuk keluarga, kini kebunnya menjadi contoh nyata bagaimana pertanian skala kecil bisa mendukung kemandirian pangan.
Dengan metode hot compost, chop and drop, serta pemanfaatan mikroorganisme tanah, ia berhasil menciptakan ekosistem yang subur tanpa perlu lahan luas.
Selain menanam berbagai sayuran dan buah, ia juga memanfaatkan limbah dapur seperti kulit bawang, air cucian beras, dan cangkang telur untuk pupuk organik.
Hasilnya? Tanaman lebih sehat, tanah lebih subur, dan sampah organik rumah tangga tidak terbuang sia-sia.
Muhiban percaya bahwa bertani bukan hanya soal menanam, tetapi juga membangun hubungan harmonis antara manusia, tanah, dan alam.
"Kita bisa mandiri pangan meski dengan lahan kecil, asal tahu cara mendesainnya," ujarnya.
Source: Bumiku Satu
#HutanPangan #Permakultur #BerkebunDiRumah #MandiriPangan #PetaniUrban #ZeroWaste