๐ Dubai, Gedung Pencakar Langit & Tanda Kiamat
.
Siapa yang tak mengenal Dubai, kota yang membuat takjub dengan berbagai kemewahan dan keramaian pengunjungnya. Yang paling terkenal dari Dubai tentu saja Burj Khalifa, bangunan pencakar langit di dunia yang hingga kini belum tertandingi. Tetapi, jika kita membaca catatan-catatan sejarah negeri tersebut, dulunya negeri ini adalah negeri yang miskin, susah air, dan listrik. Penghasilan utama mereka sepenuhnya bergantung pada penangkapan ikan, perdagangan, dan penyelamatan mutiara.
.
โณ Namun pada tahun 1966, segalanya tiba-tiba berubah bagi Dubai ketika ditemukan sumber minyak. Dalam waktu hanya setengah abad, kota tersebut disulap menjadi kota megah, pusat wisata, pelabuhan modern, dan pusat komersial.
.
Hal ini mengingatkan kita akan kebenaran sabda Nabi shallallahu โalaihi wa sallam tentang para penggembala kambing, tanpa alas kaki, fakir, kemudian mereka berlomba-lomba meninggikan bangunan. Nabi shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
.
โDan bila engkau menyaksikan mereka yang berjalan tanpa alas kaki, tidak berpakaian, fakir, dan penggembala kambing, (kemudian) berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.โ (HR. Muslim)
.
Dalam riwayat yang lain, Ibnu Abbas radhiyallahu โanhuma bertanya kepada Nabi shallallahu โalaihi wa sallam,
.
โWahai Rasulullah, dan siapakah para pengembala, orang yang tidak memakai sandal, dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?โ Beliau menjawab, โOrang Arab.โ (HR Ahmad)
.
๐ Benar saja, negeri-negeri Arab yang dulunya adalah negeri yang mayoritasnya miskin tetapi sekarang kita jumpai mereka satu persatu menjadi negeri yang kaya. Sebut saja Dubai, Qatar, Kuwait, dan Saudi Arabia. Mereka semua berlomba-lomba meninggikan bangunan. Setelah dubai membangun Burj Khalifa, Saudi Arabia saat ini sedang proses menyelesaikan gedung Jeddah Tower yang lebih tinggi dari Burj Khalifa.
.
Namun perlu diketahui, tidak semua tanda akhir zaman itu buruk dan tercela. Tanda akhir zaman sekali lagi adalah informasi, tidak selalu berimplikasi pada perintah maupun larangan.
๐ค Imam An-Nawawi berkata,
โSetiap informasi dari Nabi tentang tanda-tanda kiamat tidak mesti itu haram dan tercela. Misalnya, meninggikan bangunan, banyak harta, dan situasi di mana perempuan lebih banyak dari laki-laki (50 perempuan dan laki-laki hanya satu), tidak diragukan lagi bahwa itu bukanlah keharaman. Ini hanya sebatas tanda. Tanda tidak mensyaratkan apa pun. Tanda bisa jadi baik dan bisa juga buruk, bisa boleh dan bisa juga haram, bahkan wajib, dst.โ (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 1/159)
.
Al-Munawi berkata,
โTidak semua tanda kiamat itu tercela. Ada tanda yang tercela seperti hilangnya amanah, ada juga tanda yang bagus, ada pula tanda yang tidak dipuji dan tidak pula dicela. Sehingga tanda-tanda kiamat tidak mesti hal yang tercela.โ (Faidhul Qadhir, 6/9)
.
๐ Yang terpenting bagi kita semua bukanlah tentang kapan kiamat itu akan terjadi, tetapi apa yang telah kita persiapkan untuk menyambut datangnya kiamat tersebut. Dalam salah satu potongan hadits, seseorang pernah bertanya pada Nabi shallallahu โalaihi wa sallam,
.
โKapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?โ Beliau shallallahu โalaihi wa sallam berkata,
โApa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?โ (HR. Bukhari dan Muslim)