× -language-

×

view_list1.png Article     view_masonry.png Gallery     view_list2.png Videos    
×
  • url:
×
×
×
5 0 0 0 0 0
5
   ic_mode_light.png

Bahasa Indonesia tidak sama dengan bahasa Inggris!


Sebelum membaca artikel (rekan-rekan) blogger di atas, saya telah membaca Cara Membaca Abjad Bahasa Inggris, sekilas tentang pelafalan, yang mana dituliskan di sana, bahwa pelafalan kata sering dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang tidak baku.



Ketika berada di Sekolah Dasar (SD), saya ingat pernah belajar abjad dari a sampai z dengan lafal atau pengucapannya, walaupun belum tahu apa yang dimaksud dengan huruf vokal dan konsonan kala itu. Barulah ketika memasuki kelas tiga, saya pun tahu akan hal itu.

Menurut Ejaan Yang Disempurnakan atau dikenal dengan sebutan EYD, huruf vokal dan konsonan didaftarkan dalam urutan abjad, dari a sampai z dengan lafal atau pengucapannya. Memang, oleh guru sekolah dasar saya pada waktu itu, saya harus bisa melafalkan abjad dengan benar, tanpa harus mengerti dengan yang ‘lain’ secara bertele-tele. Namun ternyata ada pelafalan beberapa huruf yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering dipengaruhi oleh lafal bahasa asing atau bahasa Inggris. Hal demikian ini baru saya ketahui ketika sudah memasuki sekolah menengah tingkat pertama (SLTP).

Contoh:

huruf c dilafalkan ce bukan se,
huruf g dilafalkan ge bukan ji
huruf q dilafalkan ki bukan kyu
huruf v dilafalkan fe bukan fi
huruf x dilafalkan eks bukan ek
huruf y dilafalkan ye bukan ey
Jadi :

Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]
Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]
Bahasa Inggris tidak sama dengan bahasa Indonesia

Walaupun dalam bahasa Indonesia juga ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan w atau y yang disebut dengan diftong seperti halnya yang ada di bahasa Inggris.

Contoh:

1. Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay] pada kata:
– sungai menjadi sungay
– gulai menjadi gulay
– pantai menjadi pantay

2. Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran [oy] pada kata:
– koboi menjadi koboy
– amboi menjadi amboy
– sepoi menjadi sepoy

3. Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [aw] pada kata:
– harimau menjadi harimaw
– limau menjadi limaw
– kalau menjadi kalaw

Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya.

Contoh:

dinamai tetap dibaca [dinamai]
bermain tetap dibaca [bermain]
mau tetap dibaca [mau]
daun tetap dibaca [daun]
koin tetap dibaca [koin]
heroin tetap dibaca [heroin]
Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem /kh/, / sy/, ny/, /ng/ dan /nk/. Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh: khusus , syarat, nyanyi, hangus, bank.

Setelah membaca Buku Bahasa Indonesia SMK/ MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X, saya pun tidak heran jika di lingkungan sekitar saya, notabanenya adalah penutur bahasa ibu sudah cukup terkontaminasi istilah asing, bahkan pengucapannya pun bisa dibilang salah kaprah. Melihat fenomena tersebut, saya kira tidak-lah keliru seandainya kita mencoba menjadi sebuah generasi yang tidak salah kaprah di kemudian hari.

❮ previous
next ❯
Artikelinfodunia
+
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png order
  • sound.png malsa
  • view_list2.png listHD
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× order
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_list2.png ic_mode_light.png ic_other.png
+